Sabtu, 21 Februari 2015

Ibu

Musim laron tlah tiba,
bergerombol keluar mencari cahaya,
berputar-putar mengelilingin lampu neon kamar,
dibawahnya aku terbaring nanar,
dikasur lusuh ibu, yang dulu mengelusku hingga terlelap.
cecak-cecak berpesta berebut lahap.


ibu,
10.000 ikhlas kau dawamkan,
bebaskan jiwamu dari hutang sang Hyang,
omelan arifmu slalu terngiang,
"kamu belum sukses jika kamu tinggalkan shalat"
aku hanya bisa bersembunyi dikolong ranjang,
sambil menghitung berapa byk duri yg akan ku telan.

Sekarang kau nyenyak di apartement barzah,
sedangkan anakmu masih terkapar,
tak ada yang bisa kujanjikan,
selain kesaksian ; engkau adalah air kasih sayang,
yang tlah membuatku hidup dan sempurna,
pasti akan kubela mati-matian dihadapan-Nya.
hanya surga untukmu,
meski aku harus hancur dineraka jahanam.
Aku ada karna ibu tercipta untukku dalam segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar